Seandainya Tak Ada Ramadhan
Oleh Rubina Qurratu’ain Zalfa
Sungguh Maha Suci Allah yang telah menyediakan satu bulan yang
istimewa yaitu bulan Ramadhan. Bulan penuh kasih sayang, bertabur
rahmat, bulan dikabulkannya segala doa dan bulan penuh pengampunan
hingga Allah swt menjanjikan bagi mereka yang amalannya puasa
Ramadhannya diterima, maka akan kembali lahir sebagai manusia yang
bersih dan suci dari dosa.
Tak heran jika memasuki bulan Ramadhan kita semua jadi terkesan
“mendadak salih.” Yang biasanya jarang baca al-Quran jadi rajin membaca
al-Quran, yang biasanya jarang ke masjid jadi rajin ke masjid, yang
biasanya tidak pernah mengerjakan sholat-sholat sunnah jadi rajin
menunaikannya, yang biasanya malas mendengarkan kajian agama jadi rajin
mendengarkan ceramah. Tak ketinggalan stasiun televisi dan radio yang
berlomba-lomba menayangkan berbagai program Ramadhan. Nuansa relijiusnya
jadi lebih terasa.
Tentu saja perubahan ini merupakan perubahan yang menggembirakan,
apalagi jika perubahan itu terbawa sampai Ramadhan usai. Karena salah
satu esensi bulan Ramadhan adalah bulan di mana kita menempa diri bukan
hanya dari sisi jasmani tapi juga dari sisi rohani. Ibarat besi yang
ditempa setiap hari dengan kekuatan dan penuh kesabaran, besi itu akan
menjadi besi yang bermutu tinggi dan mengeluarkan kilau yang terang.
Ramadhan meski cuma satu bulan memberi kesempatan bagi kita untuk
membasuh dosa, menyisihkan lebih banyak waktu untuk beribadah dan
beramal salih dan lebih memfokuskan diri untuk kehidupan di akhirat
kelak. Serta berlomba-lomba mengejar limpahan rahmah Malam Laylatul
Qadar, malam yang lebih baik baik dari seribu bulan dan malam itu hanya
ada pada bulan Ramadhan
Subhanallah… Betapa nikmatnya Ramadhan. Tak heran jika orang-orang
bertaqwa sangat merindukan datangnya bulan ini, menangis bila Ramadhan
berakhir dan berharap semua bulan adalah Ramadhan.
Bisa dibayangkan bagaimana jika 12 bulan dalam satu tahun itu sama,
tidak ada bulan istimewa seperti bulan Ramadhan. Sepanjang tahun kita
mungkin akan terus tenggelam dalam kesibukan duniawi, kita mungkin
takkan pernah merasakan penderitaan kaum miskin yang kelaparan, kita
mungkin tak kan pernah melatih menempa diri untuk mencapai derajat taqwa
yang tertinggi dan kita mungkin tak kan pernah menjalin silaturahmi
dengan kerabat yang jarang bersua seperti ketika hari Idul fitri.
“Wahai manusia, kalian telah dilindungi bulan yang agung dan penuh
barakah, bulan yang di dalamnya ada lailatul qadr, yang lebih baik dari
seribu bulan, ” demikian Rasulullah saw, dalam khutbahnya menyambut
bulan Ramadhan.
Kita hampir sampai di pertengahan Ramadhan, masih banyak kesempatan
bagi kita untuk terus menyempurnakan ibadah puasa kita di bulan suci,
mengevaluasi diri dan membulatkan tekad untuk menjadi orang yang lebih
baik setelah bulan Ramadhan nanti. Terimakasih ya Allah, Yang Maha Karim
dan Maha Mengetahui. Telah Engkau sisihkan satu bulan mulia untuk kami,
hamba-hambaMu yang hina dan penuh dosa ini. Ampunilah kami, terimalah
amal serta ibadah puasa kami dan tempatkanlah kami di dalam surga… Aamin
Artikelnya bermanfaat kak, ini saya juga punya artikel tentang Keutamaan di Bulan Ramadhan, semoga dapat saling melengkapi
BalasHapus16 Keutamaan di Bulan Ramadhan - Lengkap dengan hadisnya
Sudah dibacanya ka saran warnanya backgroundnya sama tulisannya dibedakan ya ka
BalasHapus