lailatul Qadar
Menantikan Malam Seribu Bulan
Tak terasa setengah bulan Ramadhan telah terlewati. Bagaimana dengan
ritual ibadah tambahan Anda, masih terus terjaga? Seperti biasa kita
temui di awal puasa banyak masjid terlihat terisi penuh oleh jamaah
shalat Tarawih. Namun menjelang minggu-minggu berikutnya barisan jamaah
di mesjid terus berkurang.
Barangkali kita terlalu bersemangat di awal-awal puasa, hingga kurang
bisa mengatur ‘energi’ untuk beribadah . Mungkin juga terlalu sibuk
mengurus pekerjaan rumah atau mengalami kebosanan untuk terus menjaga
ritual salat sunnah di mesjid. Yang pasti di bulan ini, anjuran untuk
mengerjakan ibadah dan berlomba-lomba dalam kebaikan sangat dianjurkan.
Tentu pada ramadhan kali ini, kita tidak berharap ibadah yang tengah
dilakukan menguap dengan sia-sia, alias hanya mendapatkan lapar dan
dahaga saja. Maka di pertengahan bulan ramadhan ini, Insya Allah, kita
masih diberikan kesempatan untuk memadatkan dan merayakan ibadah-ibadah
tambahan di malam hari. Tidakkah Anda menginginkan malam kedamaian
dengan seribu bulan yang datang di sepuluh hari terakhir?
Telah disebutkan dalam Al Quran dalam surat Al Qadr, bahwa tiada
malam yang mendapat sebutan indah dari Tuhan kecuali lailatul qadar.
Yakni malam yang kebaikannya melebihi seribu bulan. Malam itu memiliki
kedudukan yang tinggi dan kemuliaan terhormat (al manzilah ar rafi’ah),
lailatulbarakah (malam penuh berkah), lailaturrahmah (malam penuh kasih
sayang), laylatussalam (malam penuh keselamatan). Lailatulqadr adalah
anugerah khusus yang diberikan Allah pada hamba-Nya yang
bersungguh-sungguh beribadah untuk menjemputnya pada bulan Ramadhan.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa shalat malam pada malam
lailatul qadr karena iman dan mengharapkan ridla Allah, maka Allah akan
menghapus dosa-dosanya yang telah lalu.” Dari hadist riwayat Muttafaq
‘Alaih. Rasulullah selalu menganjurkan umatnya untuk selalu meraih malam
itu.
Bagaimana memastikan kedatangan malam lailatul qadr? Dari hadist
riwayat Bukhari Muslim, Nabi berkata, “Carilah dia (lailatul qadar) pada
sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan pada hitungan ganjil.” Lebih
khusus lagi, setiap tanggal ganjil yakni: 21, 23, 25, dan seterusnya.
Ada satu pendapat yang mengatakan, lailaltul qadr jatuh setiap 17
Ramadhan bertepatan dengan Nuzulul Quran.
Di sepuluh malam terakhir ini dianjurkan untuk memperpadat ibadah
sunah, seperti salat Tahajud, zikir, salat hajat, tadarus, I’tikaf, dan
lainnya. Maka di bulan penuh berkah dan rahmat ini, semua umat muslim
sedang menanti “bonus khusus” dari Allah, di mana malam itu penuh
“cahaya kedamaian” hingga fajar menjelang. Selamat menanti dan meraih
malam seribu bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar