Berdo’a dalam Puasa.

Nabi Muhammada SAW pernah bersabda kepada para sahabat, “ada tiga (kelompok) orang yang sekali-sekali tidak akan ditolak do’anya oleh Allah. Pertama, do’a orang yang berpuasa. Kedua, do’a kepala negara yang adil. Ketiga, do’anya orang yang teraniaya.”
Nabi Mengatakan bahwa Ramadahan itu adalah bulan penuh rahmah pada sepuluh hari pertama, penuh maghfirah pada sepuluh hari kedua, dan kebebasan dari api neraka pada sepuluh hari terakhir.
Al Qur’an memberikan beberapa makna untuk Kata Do’a, bisa berarti istighatsah (permohonan bantuan dan pertolongan), permintaan, percakapan, memanggil, dan memuji. Dengan rajin berdo’a Insya Allah motivasi kita berpuasa, yaitu Taqwa, Insya Allah akan tercapai.
Lebih tegas lagi Nabi SAW berkata, :”Do’a itu adalah ibadah, artinya mengabdikan diri kepada Allah. Kemudian beliau membuka Al Qur’an, “Tuhanmu telah berfirman : “Berdo’alah kamu dan mintalah kamu kepada-Ku, niscaya aku menerima permintaanmu, sesungguhnya mereka yang sombong tidak mau berdo’a kepada-Ku akan masuk kedalam neraka jahanam sebagai seorang hina-dina.”
Agar do’a kita diterima Allah, sebaiknya kita patuhi tata cara berdo’a, antara lain hati kita harus ikhlas, konsentrasikan pikiran kepada siapa kita memohon, lalu kaji ulang apa apa yang kita mohonkan, lalu serahkan segala urusan kepada Nya. Nabi SAW berkata : “Allah tidak mengabulkan do’a dari hati yang ceroboh, Allah juga tidak mengabulkan do’a yang dicampuri dosa dan dalam keadaan memutus silaturahim.
Mengapa do’a kita tidak diterima Allah, padahal Ia berjanji akan mengabulkannya?
Seorang Sufi menjawab : Tujuh sebab do’a yang ditolak yaitu :
  1. Apa yang kita perbuat menyebabkan Allah murka.
  2. Mengaku hamba Allah tetapi tidak patuh
  3. Al Qur’an dibaca, tetapi perintah dan laranganNya diabaikan
  4. Mengaku umat Muhammad tetapi tidak melaksanakan sunnahnya
  5. Mengaku dunia ini tidak berharga disisi Allah, tetapi merasa senang kepadanya
  6. Tahu bahwa dunia tidak kekal, tetapi tingkah laku kita menggambarkan seakan-akan dunia ini kekal selamnya
  7. Mengaku akhirat itu lebih baik dari dunia, tetapi kita selalu mengutamakan dunia dan tidak bersungguh-sungguh terhadap akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar